Cricket 26 Review Indonesia: Upgrade Mantap atau Bug Lagi?
word-buff.com – Cricket 26 review kali ini terasa cukup penting, terutama bagi pemain yang sempat kecewa berat dengan Cricket 24. Banyak penggemar berharap seri terbaru ini bisa menambal masalah lama sekaligus memberi pengalaman kriket modern yang lebih halus. Pertanyaannya, apakah developer sukses merapikan fondasi atau sekadar menempel fitur baru di atas sistem rapuh?
Saya menghabiskan banyak jam bermain Cricket 26 di PS5, fokus menguji gameplay, batting, bowling, mode karier, performa teknis, serta stabilitas keseluruhan. Cricket 26 review ini tidak hanya membandingkan angka dan fitur. Saya mencoba melihat sejujur mungkin: apakah ini game kriket konsol yang akhirnya layak direkomendasikan, atau justru repetisi bug dan crash yang membuat pemain angkat tangan lagi?
Cricket 26 Review: Kesan Pertama dan Perbandingan dengan Cricket 24
Begitu masuk menu utama, terasa jelas Cricket 26 memakai pondasi visual serupa Cricket 24. Antarmuka banyak berubah di tata letak, bukan revolusi total. Perbedaan signifikan baru terasa setelah beberapa pertandingan. Animasi gerak pemain terlihat sedikit lebih halus, terutama transisi antara lari, melempar, serta catching. Walau peningkatan tidak ekstrem, sensasi pertandingan terasa lebih natural daripada seri sebelumnya.
Dari sisi presentasi, Cricket 26 review ini menemukan keseimbangan lebih baik antara gaya arcade serta simulasi serius. Komentar pertandingan masih terdengar kadang berulang, tetapi timing kalimat plus reaksi terhadap momen penting lapangan sudah lumayan membaik. Stadion juga terlihat lebih hidup, dengan penonton yang bereaksi dinamis saat terjadi wicket penting atau batasan empat maupun enam.
Dibanding Cricket 24, peningkatan terbesar justru terasa pada ritme pertandingan. Tempo over, jeda antar delivery, serta alur scoring terlihat lebih realistis. Pada Cricket 24, saya sering merasa tempo aneh: entah terlalu cepat atau lambat. Di Cricket 26, tempo tersebut lebih konsisten, membuat satu pertandingan format ODI atau T20 terasa nyaman diikuti, tidak terlalu melelahkan.
Kualitas Gameplay: Batting dan Bowling Lebih Dewasa
Fokus utama Cricket 26 review tentu pada gameplay. Untuk batting, sistem timing masih jadi raja. Namun kini margin kesalahan terasa lebih adil. Pukulan tidak lagi otomatis menghasilkan edge hanya karena timing meleset sedikit. Bola cenderung menghasilkan kontak lemah atau mis-hit, bukan langsung wicket. Hal ini memberi ruang belajar bagi pemain baru, tanpa mengorbankan tantangan bagi veteran.
Sisi bowling menunjukkan peningkatan kontrol signifikan. Variasi swing, seam, serta spin kini terasa lebih jelas efeknya. Perbedaan bowler fast medium, express pace, serta off-spin terlihat bukan hanya dari label, tetapi impact nyata pada perilaku bola setelah bounce. Saya menikmati eksperimen line, length, serta field setting. Ketika batsman jatuh karena jebakan field, kepuasan tak tertandingi, sesuatu yang kurang terasa di Cricket 24.
Walau begitu, AI batting kadang muncul sedikit inkonsisten. Pada Cricket 26 review ini, saya menemukan beberapa momen di mana batsman lawan tiba-tiba main sangat defensif tanpa alasan situasional jelas. Di sisi lain, kadang terlalu agresif meski kondisi lapangan berat. Kabar baiknya, pola itu tidak sering terjadi, sehingga keseluruhan pertandingan masih terasa menantang serta cukup variatif.
Mode Karier: Potensi Besar, Eksekusi Setengah Matang
Mode karier selalu jadi daya tarik utama seri ini. Cricket 26 review menunjukkan mode karier berusaha lebih imersif. Pemain menciptakan karakter sendiri, lalu mendaki dari level domestik hingga internasional. Struktur musim terasa lebih runtut, dengan jadwal pertandingan, turnamen, serta seleksi tim nasional yang memberi rasa perjalanan panjang. Namun, beberapa elemen presentasi karier terasa kurang digarap.
Interaksi di luar lapangan masih minim. Tidak ada dialog mendalam, cutscene dramatis, atau pilihan naratif berarti. Sebagian besar pengalaman karier sekadar deretan pertandingan berurutan. Walau hal tersebut cukup bagi pemain yang hanya ingin aksi di lapangan, potensi untuk menghadirkan kisah atlet kriket modern terasa belum tergarap baik. Di titik ini, Cricket 26 masih tertinggal dibanding game olahraga lain yang lebih sinematik.
Namun dari sisi progres kemampuan pemain, sistem upgrade lebih terstruktur. Atribut seperti batting power, control, bowling accuracy, serta fielding punya pengaruh terasa. Poin pengalaman mengalir cukup stabil sehingga pemain merasakan peningkatan nyata setelah beberapa seri pertandingan. Aspek ini membuat mode karier Cricket 26 tetap layak digeluti meski presentasi naratif kurang menggigit.
Performa PS5, Bug, dan Crash: Stabilitas Naik, Masalah Belum Hilang
Cricket 26 review versi PS5 memperlihatkan peningkatan performa ketimbang generasi sebelumnya. Waktu loading menu, masuk pertandingan, serta transisi replay berjalan lebih singkat. Frame rate juga relatif stabil, terutama saat situasi ramai di lapangan. Saya jarang melihat penurunan frame berat ketika kamera berpindah dari bowler ke fielder, sesuatu yang cukup mengganggu di Cricket 24.
Namun, membahas game kriket keluaran studio ini tanpa menyentuh bug rasanya mustahil. Cricket 26 belum sepenuhnya bebas masalah. Saya menemui beberapa glitch visual seperti posisi bat yang tiba-tiba menembus padang, bola menghilang sepersekian detik, atau bayangan pemain muncul tidak akurat. Untungnya, mayoritas bug visual tersebut tidak merusak jalannya pertandingan.
Masalah lebih mengganggu muncul melalui crash insidental. Selama Cricket 26 review, saya mengalami dua kali crash ke menu utama PS5 ketika sedang berada di pertengahan pertandingan karier. Tidak sering, tetapi cukup membuat frustasi ketika pertandingan penting harus diulang. Jika developer serius, patch pasca rilis perlu fokus di area stabilitas agar kepercayaan pemain tidak terkikis lagi.
Cricket 26 vs Cricket 24: Apakah Layak Upgrade?
Pertanyaan klasik untuk setiap seri olahraga tahunan: upgrade atau tahan? Berdasarkan Cricket 26 review ini, jawaban saya condong ke “layak upgrade” bagi dua kategori pemain. Pertama, penggemar serius kriket yang menghabiskan banyak waktu di Cricket 24. Kedua, pemain baru yang ingin masuk ekosistem game kriket modern dengan pilihan paling terkini.
Untuk pengguna Cricket 24 yang hanya bermain sesekali, manfaat upgrade terasa lebih halus. Perbaikan gameplay, AI, serta performa memang nyata, tetapi bukan lompatan revolusioner. Jika Anda hanya main santai beberapa minggu sekali, Cricket 24 mungkin masih cukup. Namun, begitu mencicipi Cricket 26, kembali ke seri lama akan terasa kaku, terutama di sisi bowling, fielding, serta ritme pertandingan.
Dari perspektif konten, Cricket 26 menawarkan paket lebih rapi. Mode, tim, serta kompetisi terasa lebih lengkap, lisensi bertambah, meski belum setara raksasa olahraga lain. Jika fokus utama Anda adalah pengalaman karier panjang plus gameplay lebih matang, Cricket 26 menjadi pilihan logis meski masih membawa warisan masalah teknis.
Analisis Pribadi: Fondasi Kuat yang Masih Butuh Waktu
Sebagai pemain yang cukup lama mengikuti seri ini, Cricket 26 review terasa seperti menilai rumah yang akhirnya punya fondasi kuat setelah beberapa renovasi setengah matang. Permukaan mungkin masih menyimpan retakan kecil, tetapi struktur inti sudah jauh lebih kokoh. Saya merasa developer mulai memahami batas engine, lalu mengoptimalkan aspek penting terlebih dulu: feel pukulan, kontrol bowling, ritme pertandingan.
Pendekatan tersebut menurut saya tepat. Tidak perlu memaksakan fitur bombastis jika inti permainan belum mapan. Cricket 26 masih memiliki ruang besar untuk berkembang, terutama di sisi presentasi naratif, variasi animasi, serta kecerdasan AI situasional. Namun, sebagai paket utuh, ini versi paling solid sejauh ini, meski belum bisa disebut standar emas game kriket.
Dari sudut pandang penikmat olahraga kriket, saya melihat Cricket 26 sebagai pondasi yang bisa membangun kepercayaan kembali. Jika studio konsisten merilis patch perbaikan, serta mendengar feedback komunitas, seri berikutnya berpotensi melompat jauh. Namun, jika pola lama berulang—rilis lalu perbaikan minimal—risiko kehilangan basis pemain setia akan semakin besar.
Kesimpulan: Cricket 26 Review dan Harapan ke Depan
Menutup Cricket 26 review ini, saya menyimpulkan bahwa game ini merupakan langkah maju nyata dibanding Cricket 24, meski belum sampai pada level benar-benar memuaskan semua kalangan. Gameplay lebih dewasa, kontrol batting serta bowling terasa mantap, mode karier cukup mengikat, performa PS5 relatif stabil. Di sisi lain, bug visual, crash sporadis, AI kadang aneh, serta presentasi naratif minim masih menahan potensinya. Jika Anda penggemar kriket yang haus pengalaman lebih baik dari seri sebelumnya, Cricket 26 layak dicoba, dengan ekspektasi terukur dan harapan bahwa patch mendatang mampu menghaluskan sisi kasar yang tersisa.
